
Pernyataan Penolakan dari Hamas
Dua anggota biro politik Hamas, Sami Abu Zuhri dan Izzat Al-Rishq, menegaskan bahwa kelompok Palestina tersebut tidak mengingkari elemen-elemen kesepakatan gencatan senjata yang telah diumumkan. Hal ini mencuat setelah pernyataan kontroversial dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menuduh Hamas berusaha melakukan “pemerasan konsesi pada menit-menit terakhir”.
Krisis dalam Koalisi Pemerintah Israel
Media Israel melaporkan bahwa penundaan dalam pengesahan perjanjian oleh pemerintah bisa disebabkan oleh ketidaksepakatan dalam koalisi yang berkuasa. Netanyahu menyatakan bahwa kabinet Israel tidak akan memberikan suara pada kesepakatan hingga mediator mengonfirmasi bahwa Hamas telah menerima semua unsur perjanjian. Media juga mengungkap bahwa ada tekanan dari menteri keuangan sayap kanan, Bezalel Smotrich, yang menentang kesepakatan ini, menyebutnya sebagai “kesepakatan berbahaya” bagi keamanan Israel.
Harapan Gencatan Senjata
Kesepakatan gencatan senjata ini diharapkan dapat mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan. Menurut para mediator, perjanjian ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama, gencatan senjata yang dijadwalkan akan dimulai pada minggu mendatang, di mana 33 sandera akan ditukar dengan 1.000 tahanan Palestina selama 42 hari. Selain itu, bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza yang hancur juga diproyeksikan akan meningkat.